Pengertian dan Komponen Biotik dan
Abiotik
Pengertian
dan Komponen Biotik dan Abiotik - Dalam kehidupan disekitar kita disadari atau
tidak terjadi suatu hubungan atau interaksi yang timbal balik. Interaksi ini
terjadi antara organisme atau antara organisme dengan lingkungan. Ekosistem
merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hasil interaksi antara
organisme dengan lingkungannya. Komposisi lingkungan atau yang selanjutnya akan
disebut sebagai komponen abiotik (a, tidak ; biotik, hidup) sangat mempengaruhi
komposisi makhluk hidup yang akan menghuninya. Interaksi antar komponen
penyusun lingkungan dikenal dengan ekosistem. Telah diterangkan sebelumnya
bahwa dalam ekosistem tersusun atas komponen biotik dan abiotik. Untuk lebih jelasnya
mengenai komponen penyusun ekosistem maka akan diuraikan
penjelasannya.
a. Komponen Abiotik
Biosfer merupakan ekosistem global pada bumi yang mana habitat seluruh makhluk
hidup. Dalam hierarki kehidupan, biosfer enduduki posisi puncak. Biosfer dipegaruhi
oleh faktor abiotik yang faktor abiotik penyusun biosfer mempengaruhi
penyebaran makhluk hidup di muka bumi. Komponen utama abiotik yang mempengaruhi
kehidupan suatu organisme ialah:
1. Suhu
Suhu lingkungan amat penting bagi suatu organisme karena akan mempengaruhi
reaksi metabolisme di dalam tubuh. Sebagian besar organisme tidak mampu
mempertahankan suhu tubuhnya lebih tinggi atau lebih rendah pada suhu ekstreem.
Suhu di bawah nol derajat mampu melisiskan sel sedangkan suhu di atas 45 dapat
merusak struktur protein. Dengan demikian, sebagian besar organisme tidak mampu
bertahan hidup dengan suhu lingkungan yang ekstreem. Organisme endotermik
seperti burung dan mamalia, mampu mengatur suhu tubuhnya terhadap
suhulingkungan. Meski demikian, sebagian besar orgnisme endotermik memiliiki
suhu optimum tertentu untuk tumbuh dan berkembang. Perbedaan suhu lingkungn
pada muka bumi ini akan mempengaruhi penyebaran organisme di dalamnya.
2. Air
Air merupakan kebutuhan yang amat vital bagi suatu kehidupan. Sebagian besar
tubuh organisme (90%) tersusun atas air. Air merpakan pelarut utama yang
berperan dalan suatu reaksi metbolisme di dalam tubuh, serta sebaga pelindung
dan fungsi penghantaran di dalam tubuh. Keberadaan air sangat bervariasi di
berbagai habitat di muka bumi. Organisme akuatik air tawar dan air laut
dihadapkan pada perbedaan tekanan osmotik pada kedua kondisi. Biota air tawar
memiliki kelimpahan air dalam tubuh, sedang biota air laut dihadapkan pada
konsentrasi garam yang tinggi, meski hidup di dalam air namun tingkat kepekatan
yang tinggi mampu menyebabkan dehidrasi. Sedangkan organisme terestrial
(daratan) mengahadapi ancaman yang hampir konstans akan kekeringan. Evolusi
yang terjadi pada organisme daratan diadaptasikan untuk memperoleh dan menyimpan
air dalam jumlah yang cukup.
3. Cahaya matahari
Energi cahaya matahari merupakan sumber utama energi cahaya yang digunaka oleh
tumbuhan dan alga untuk memuah energi kimia dalam pembuatan makanan melalui
fotosisntesis. Reaksi fotosintesis amat penting, karena merupakan reaksi yang
meyediakan makanan bagi suatu ekosistem..intesnsitas cahaya jua mempengaruhi
persebaran organisme. Dalam lingkungn akuatik, wilayah perairan yang paling
dalam tidak ditemukan anggota alga atau tumbuhan karena tidak ada cahaya yang
menembus ke daerah tersebut.
Selain itu, intensitas cahaya juga amat penting bagi perkembangan organisme
lainnya dalam menentukan fotoperiode yang menunjukkan waktu tertentu untuk
migrasi, pembungaan, dan lain sebgainya. Cahaya juga merupkan faktor pemicu
metabolisme sintesis vitamin D dari provitamin D pada jaringan kulit hewan.
4. Batu dan tanah
Batu dan tanah memiliki struktur fisik, pH, da kandungan mineral yang
berariasi. Kondisi demikian mempenarhi wilayah persebaran organisme. Tentu
saja, batu denga tanah yang kaya akan kandungan mineral akan lebih banyak
dihuni oleh organisme dibanding tanah yang tandus. Sedang pada lingkungan
akuatik, daerah pasang surut dan dasar aut menentukan organisme yang dapat
menempel daam habitat tersebut.
5. Angin
Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan. Evaporasi (penguapan) merupkan
proses kehilangan air bagi organisme daratan yang dipicu oleh angin. Selai itu,
angi dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat
pada sisi arah tiupan angin.
6. Iklim
Iklim merupakan kondisi cuaca yang dominan pada suatu wilayah. Iklim sangat
berpengaruh pada persebaran organisme. Iklim disusun atas air, tanah, angin,
cahaya, dan suhu. Bumi memiliki beberapa iklim yang mana iklmi tropis adalah
favourite bagi sebgian besar organisme. Sehingga pada daerah tropis dapat
ditemukan begitu banyak macam organisme yang tumbuh dan berkembang.
Advertisement
b. Komponen
Biotik
Yang termasuk ke dalam komponen
biotik adalah semua makhluk hidup dari uniseluer sampai multiseluler. Pada
ekosistem juga terjadi interaksi antara organisme. Interaksi ini dapat diamati
dpada rantai atau jaring-jaring atau piramida makanan yang terbentuk pada suatu
ekosistem. Setiap organisme di dalam ekosistem memiliki peran penting untuk
menjaga kestabilan ekosistem. Organisme dalam ekosistem dibedakan menjadi:
1. Produsen
Produsen merupakan organisme yang ampu mempoduksi makanannya sendiri. semua
autotrof (tumbuhan dan alga) adalah produsen yang merupakan penyedia makanan
utama dalam suat ekosistem. Produsen memegang tingkatan tropik I dalam piramida
makanan.
2. Konsumen
Konsumen adalah organisme yang memperoleh makanannya dri organisme lain.
Berdasarkan jenis makanannya dibedakan menjadi:
a) Herbivora, adalah organisme pemakan tumbuhan. Memduduki tingkatan tropik II
dan berperan sebagai konsumen tingkat I
b) Karnivora, organisme pemakan daging. Menduduki tingkatan tropik III berperan
sebagai konsumen tingkat II.
c) Omnivora, organisme yang mamakan segala jenis makanan (tumbuhan dan daging).
Dapat menduduki tingkatan tropik ke II atau ke III dan dapat berperan sebagai
konsumen tingkat I atau tingkat II.
d) Insektivora, organisme yang memakan serangga sebagai sumber nutrisi.
e) Detritivora, orgaisme pemakan senyawa- senyawa organik organisme yang telah
mati.
f) Scavanger, organisme pemakan bangkai.
3. Pengurai (dekomposer)
Organisme yang mampu menguraikan bangkai atau organisme yang telah mati kembali
ke komponen unsur atau senyawa penyusunnya. Bakteri dan jamur merupakan
dekomposer dalam suatu ekosistem. Keberadaan dekomposer amat penting untuk
mengembalikan unsur- unsur penyususn organisme ke alam.